Jika perbuatan Anda selalu memberikan manfaat
bagi orang lain berarti hidup Anda telah sukses. Semakin banyak manfaat yang
Anda berikan kepada orang lain berarti semakin sukses Anda.
Sebaliknya, ketika Anda berbuat hanya untuk
kepentingan diri sendiri berarti Anda telah gagal dalam hidup. Semakin banyak
perbuatan yang Anda lakukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, bahkan orang
lain merasa dirugikan atau merasakan keburukan dari perbuatan Anda, maka
semakin gagal hidup Anda.
Banyamin Disraeli pernah berkata, “Kita
dilahirkan untuk mencintai sesama. Itulah prinsip keberadaan kita di dunia ini
dan tujuan satu-satunya." Mencintai sesama dalam arti memberikan manfaat
dan kebahagiaan bagi orang lain, seperti yang dikatakan Denis Diderot, “orang
yang paling bahagia adalah mereka yang memberikan kebahagiaan terbesar kepada
orang lain.” Atau seperti yang dikatakan Kahlil Gibran, “Anda hanya memberikan
sedikit pada saat Anda memberikan apa yang menjadi milik Anda. Pada saat Anda
memberikan diri Anda sepenuhnya barulah Anda benar-benar memberi.”
Arti Hidup : Memberikan Manfaat bagi Orang
Lain
Pernahkan Anda merenungkan mengapa Anda ada di
dunia ini? Pertanyaan ini mungkin membutuhkan jawaban filosofis yang njelimet,
tapi singkatnya Anda ada di dunia ini untuk menjalankan misi menolong atau
membantu orang lain. Anda ada di dunia ini untuk memberi manfaat
sebesar-besarnya bagi orang lain.
Itulah yang dapat Anda simpulkan dari
pemikiran para filsuf dan orang-orang bijak. Juga dari apa yang dapat disimpulkan
dari sabda para nabi. Seperti yang dikatakan Albert Schweitzer, “Tujuan hidup
seseorang adalah untuk melayani, dan menunjukkan belas kasihan dan keinginan
untuk menolong orang lain." Entertainer Danny Thomas pernah berkata, “Kita
semua terlahir dengan satu tujuan, tetapi kita semua tidak menemukan apa tujuan
itu. Kesuksesan dalam hidup tidak berlaku dengan apa yang Anda dapatkan dalam
hidup itu atau yang Anda hasilkan bagi diri Anda sendiri. Kesuksesan adalah apa
yang Anda lakukan untuk orang lain."
Sayyid Quthb di akhir hidupnya memberikan
wejangan yang berharga untuk kita. Ia berkata, “Kebahagiaan yang sesungguhnya
saya rasakan bukan terjadi ketika saya menerima sesuatu dari orang lain, tapi
ketika saya memberikan sesuatu kepada orang lain.” Nabi Muhammad dengan tegas
menyebutkan apa definisi orang baik, “Yang terbaik diantara kamu adalah orang
yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain."
Jika Anda renungkan tujuan hidup ini, Anda
juga akan sampai pada kesimpulan serupa. Anda baru dapat dikatakan hidup dalam
arti sebenarnya jika telah memberikan manfaat bagi orang lain. Cobalah Anda
buktikan sendiri mana yang paling membahagiakan Anda: ketika Anda menerima atau
ketika Anda memberi sesuatu kepada orang lain? Mungkin pada saat pertama, Anda
merasa senang dan gembira jika ada orang memberikan sesuatu kepada Anda.
Apalagi bila sesuatu itu Anda butuhkan atau Anda anggap tinggi nilainya. Namun
kegembiraan itu akan berkurang seiiring dengan berjalannya waktu. Bandingkan
dengan ketika Anda memberikan sesuatu kepada orang lain secara rela dan
semata-mata ingin menolongnya. Anda akan merasakan ketenteraman dan kebahagiaan
dalam waktu yang lama. Anda merasa puas karena telah menjadi orang yang berguna
bagi orang lain seperti yang dikatakan Mahatma Gandhi, “Kebahagiaan tergantung
pada apa yang Anda berikan, bukan pada apa yang Anda peroleh.” Perasaan inilah
yang disebut dengan aktualisasi diri (self actualization). Suatu kebutuhan
manusia yang menurut Abraham Maslow berada pada tingkat tertinggi. Kebutuhan
untuk menunjukkan pada diri sendiri bahwa “Saya mampu menyumbangkan sesuatu
bagi orang lain."
Aktualiasasi Diri : Kebutuhan Tertinggi
Manusia
Pada saat kapan Anda merasa sangat sedih?
Pasti Anda akan menjawab, “Saya merasa sangat sedih jika orang lain tidak
peduli dengan saya. Apalagi jika orang itu adalah orang yang saya cintai”.
Seorang alim pernah berkata, “Sakit hati yang paling besar datang dari orang
yang paling kita cintai”. Perasaan sedih dan sakit hati muncul ketika Anda
merasa tidak diperhatikan orang lain, terutama oleh orang-orang terdekat dan
Anda kasihi. Ini adalah perasaan yang wajar karena pada saat itu harga diri
Anda merasa terusik. Anda merasa dianggap tidak penting oleh orang lain. Anda
merasa tidak berguna bagi orang lain. Eksistensi (keberadaan) Anda menjadi
sia-sia di hadapan orang lain. Perasaan inilah yang menimbulkan kesedihan dan
sakit hati yang mendalam.
Aktualisasi diri adalah lawan dari perasaan
tidak berguna di hadapan orang lain. Aktualisasi diri adalah perasaan bahwa
Anda telah berhasil mengembangkan potensi Anda sedemikian rupa sehingga Anda
merasa bermanfaat bagi orang lain. Seperti yang pernah dikatakan Victor Hugo,
“Kebahagiaan terbesar di dunia ialah merasa yakin kita dicintai orang
lain."
Abraham Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan manusia
bertingkat-tingkat. Dimulai dari kebutuhan fisik, keamanan, sosial, penghargaan
dan yang paling tinggi kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Maslow, dalam
perjalanan hidupnya manusia berusaha untuk mencapai kebutuhan yang tertinggi,
yaitu aktualisasi diri. Pada saat kebutuhan ini terpenuhi manusia akan
merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang terbesar.
Ketika Anda merasa menjadi orang yang berguna
bagi orang lain, Anda telah memenuhi kebutuhan aktualisasi diri tersebut.
Semakin besar manfaat yang Anda berikan bagi orang lain, maka semakin besar
kebutuhan aktualisasi diri Anda yang terpenuhi. Pada saat itu Anda akan
merasakan kebahagiaan sesungguhnya. Anda telah menjadi orang yang sukses.
Jadi, sukses sejati terjadi ketika Anda telah
berbuat sesuatu yang memberi manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain.
Sebaliknya, jika Anda melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi orang
lain, bahkan merugikan banyak orang sehingga dianggap ‘musuh masyarakat’ oleh
orang lain, berarti Anda gagal memperoleh sukses yang sesungguhnya. Walaupun
pada saat itu Anda kaya, tenar atau memiliki jabatan yang tinggi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !