TEMPO.CO, Bandung
- Usulan agar pramuka masuk kurikulum pendidikan 2013 masih kontroversi
di kalangan pramuka sendiri. Jika materi pramuka diwajibkan di sekolah,
hal itu tidak sesuai dengan hakikat pramuka. "Menjadi pramuka itu
sukarela," kata Sekretaris Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat, Saiful
Bachri, kepada Tempo, Selasa, 20 November 2012.
Sebelumnya
diberitakan, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Windu Nurhayati
mengatakan, pramuka akan masuk dalam kurikulum pendidikan pada tahun
ajaran baru 2013. Pendidikan pramuka penting untuk membangun karakter
sekaligus pilar penting pendidikan nasional.
Menurut dia,
kurikulum pramuka itu ada plus dan minusnya. Di satu sisi, materi dan
nilai kegiatan pramuka dinilai baik oleh pemerintah sehingga harus
diperluas ke seluruh pelajar Indonesia. Namun kewajiban itu berbenturan
dengan nilai pramuka yang sifatnya sukarela.
Jumlah pembina
pramuka di Jawa Barat ada 145 ribu orang. Jumlah itu masih sedikit untuk
menjalankan kurikulum pramuka. Perbandingan idealnya sesuai standar
kepanduan dunia, seorang pembina paling banyak menangani 32 orang
anggota pramuka. "Pembina tidak bisa asal dari guru kelas, melainkan
orang terlatih yang ikut orientasi, kursus mahir dasar, dan lanjutan,"
ujarnya.
Total siswa yang mampu ditangani pembina sebanyak
4.640.000 siswa. Adapun jumlah siswa SD-SMP di Jawa Barat sesuai data
penerima bantuan operasional sekolah (BOS) 2012 sudah hampir 6,5 juta
orang. Belum ditambah jumlah siswa SMA sederajat dan madrasah. "Masih
perlu banyak pembina pramuka di sekolah," katanya.
Selain itu,
di Jawa Barat, tidak semua kota dan kabupaten mewajibkan kegiatan
pramuka di sekolahnya. Daerah yang mewajibkan di antaranya Kabupaten
Ciamis, Sukabumi, dan Karawang. Kebanyakan daerah tidak mengharuskan.
"Karena itu, jumlah pramukanya sedikit," kata Saiful.
Jumlah
anggota pramuka di Jawa Barat tercatat hampir 4 juta orang. Sekitar 70
persen atau 2,8 juta anggotanya merupakan pelajar SD hingga SMA
sederajat.
Sebagai jalan tengah, Saiful mengusulkan agar
kurikulum pramuka diterapkan di tingkat siaga pada kalangan pelajar
sekolah dasar. Materi itu, misalnya kebiasaan rajin menabung, menghafal
nama-nama pahlawan, dan lagu-lagu nasional serta daerah. "Materi dasar
itu cocok kalau pramuka diwajibkan," ujarnya.
Cara
mengajarkannya, kata Saiful, di luar kelas seperti pelajaran olahraga.
Tempatnya bisa di lapangan, kantor polisi, kantor pos, atau museum.
Belajar sekaligus rekreasi seperti itu dinilai sangat cocok untuk
menanamkan nilai-nilai pramuka.
ANWAR SISWADI
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !