Ini betul-betul tragedi nasional. Tapi, siapa peduli? Tak ada yang
bekerja dengan niat untuk bangsa ini. Hampir semuanya bekerja hanya
untuk diri dan kelompoknya.
Politisi itu seperti srigala lapar. Semua harus dikuasainya. Semua harus ada dalam genggamannya. Termasuk pramuka. Saat ini, yang menjadi pembicaraan bukan lagi prestasi dan kegiatan pramuka. Yang menghiasi pemberitaan tentang pramuka akhir-akhir ini adalah pergulatan para politis memperebutkan kursi ketua umum pramuka.
Pramuka harusnya dipimpin oleh pemuda. Sehingga kegiatannya lebih greget. Beda. Dan jelas sangat beda sekali antara pemuda dan manusia gaek. Pemuda masih penuh vitalitas dan gairah sebagaimana jiwa pramuka. Sedangkan manula itu ringkih dan bertolakbelakang dengan pramuka. Masalah kepemimpinan pramuka yang lebih dikuasai manusia gaek harus diselesaikan pada kongres kali ini.
Tapi, jangan sampai pramuka yang terlepas dari mulut buaya malah masuk mulut harimau. Lepaskan dan jauhkan pramuka dari para politisi itu. Tak ada baiknya, pramuka dipimpin politisi. Nanti malah keterpecahbelahan pramuka yang terjadi. Ketua bertengkar dengan pengurus lain karena beda aliran politik belaka. Jelas sebuahy tragedi. Bukan hanya bagi pramuka itu sendiri, tapi juga bagi bangsa.
Pramuka itu sukarela. Tapi, pada kurikulum 2013 dijadikan wajib. Apanya yang wajib? Belum jelas. Ekstrakurikulernya yang wajuib atau keikutsertaan setiap individu yang wajib? Sampai saat ini belum jelas. Bertentangan antara kesukarelaan dan aturan dan kewajiban dalam atuyran lainnya. Pengurus pramuka yang baru harus ikut memecahkan hal ini.
Maka, sebaiknya, Prabowo Subianto, Dede Yusuf, Adyaksa Dault, dan para politisi lain yang sudah disebut namanya sebagai calon ketua umum pramuka atau sudah bersiap-siap merebut kursi itu, agar mundur teratur dengan jiwa besar. Karena Anda hanya akan metrusak pramuka, jika Anda meneruskan nafsu srigala untuk menguasai pramuka. Biarkan pramuka besar tanpa kurungan politik sempit.
Semoga tragedi ini tak terjadi. Amin
Politisi itu seperti srigala lapar. Semua harus dikuasainya. Semua harus ada dalam genggamannya. Termasuk pramuka. Saat ini, yang menjadi pembicaraan bukan lagi prestasi dan kegiatan pramuka. Yang menghiasi pemberitaan tentang pramuka akhir-akhir ini adalah pergulatan para politis memperebutkan kursi ketua umum pramuka.
Pramuka harusnya dipimpin oleh pemuda. Sehingga kegiatannya lebih greget. Beda. Dan jelas sangat beda sekali antara pemuda dan manusia gaek. Pemuda masih penuh vitalitas dan gairah sebagaimana jiwa pramuka. Sedangkan manula itu ringkih dan bertolakbelakang dengan pramuka. Masalah kepemimpinan pramuka yang lebih dikuasai manusia gaek harus diselesaikan pada kongres kali ini.
Tapi, jangan sampai pramuka yang terlepas dari mulut buaya malah masuk mulut harimau. Lepaskan dan jauhkan pramuka dari para politisi itu. Tak ada baiknya, pramuka dipimpin politisi. Nanti malah keterpecahbelahan pramuka yang terjadi. Ketua bertengkar dengan pengurus lain karena beda aliran politik belaka. Jelas sebuahy tragedi. Bukan hanya bagi pramuka itu sendiri, tapi juga bagi bangsa.
Pramuka itu sukarela. Tapi, pada kurikulum 2013 dijadikan wajib. Apanya yang wajib? Belum jelas. Ekstrakurikulernya yang wajuib atau keikutsertaan setiap individu yang wajib? Sampai saat ini belum jelas. Bertentangan antara kesukarelaan dan aturan dan kewajiban dalam atuyran lainnya. Pengurus pramuka yang baru harus ikut memecahkan hal ini.
Maka, sebaiknya, Prabowo Subianto, Dede Yusuf, Adyaksa Dault, dan para politisi lain yang sudah disebut namanya sebagai calon ketua umum pramuka atau sudah bersiap-siap merebut kursi itu, agar mundur teratur dengan jiwa besar. Karena Anda hanya akan metrusak pramuka, jika Anda meneruskan nafsu srigala untuk menguasai pramuka. Biarkan pramuka besar tanpa kurungan politik sempit.
Semoga tragedi ini tak terjadi. Amin
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !